Ketika Rasulullah s.a.w. memanggil kaum Muslimin yang mampu
berperang untuk terjun ke gelanggang perang Badar, terjadi dialog menarik
antara Saad bin Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Dalam masa-masa itu
panggilan seperti itu tidak terlalu mengherankan. Kaum Muslimin sudah tidak
merasa asing bila dipanggil untuk membela agama Allah s.w.t. dan jihad
fisabilillah. Sebab itu Khaitsamah berkata kepada anaknya, "Wahai anakku,
aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan
anak-anak."
"Wahai
ayahku, demi Allah janganlah berbuat seperti itu, karena
keinginanku untuk memerangi mereka lebih besar daripada keinginanmu. Engkau
telah berkepentingan untuk tinggal di rumah, maka izinkanlah aku keluar dan
tinggallah engkau di sini, wahai ayahku." Khaitsamah marah dan berkata
kepada anaknya, "Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku." Saad
menjawab, "Allah mewajibkan
aku berjihad dan Rasulullah
s.a.w. memanggilku untuk
berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku,
sehingga bagaimana engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah s.w.t. dan Rasulullah
s.a.w.."
Maka
Khaitsamah berkata, "Wahai anakku, apabila ada antara kita harus ada yang
berangkat satu orang baik kau maupun aku, maka dahulukan aku untuk
berangkat." Saad menjawab, " Demi Allah wahai ayahku, kalau bukan masalah
syurga, maka aku akan mendahulukanmu." Khaitsamah tidak rela kecuali
melalui undian antara dia dan anaknya sehingga terasa lebih adil. Hasil undian
menunjukkan bahwa Saadlah yang harus turun ke medan perang. Dia pun turun ke
medan Badar dan mati syahid.
Setelah
itu Khaitsamah berangkat menuju medan pertempuran. Tetapi Rasulullah s.a.w. tidak mengizinkannya. Hanya saja Rasulullah s.a.w.akhirnya
mengizinkannya setelah Khaitsamah berkata sambil menangis, " Wahai Rasulullah, aku sekali terjun dalam
perang Badar. Lantaran inginnya aku harus mengadakan undian dengan anakku.
Tetapi itu dimenangkannya sehingga dia yang mendapat mati syahid. Kemarin aku
bermimpi di mana di dalamnya anakku itu berkata kepadaku, "Engkau harus
menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga.
Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku."
Setelah
diizinkan Rasulullah s.a.w.,
Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar